google8dfb9fd65978adab.html ~SILLHOUTTE~: Februari 2011 Februari 2011

21 Februari 2011

Doa Untuk Jodoh dan Keturunan Yang Baik


Maksudnya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik.” (AlQuran: Al-Anbiya’: 89).



 Maksudnya: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa.” (Surah Al ‘Imran: 38).

  
 Keterangan :

Doa di atas baik sekali dibaca oleh orang-orang yang belum mempunyai keturunan dan pasangan hidup. Juga baik sekali dibaca oleh setiap muslim agar diberi keturunan yang soleh.

Kedua ayat diatas merupakan doanya Nabi Zakaria A.S. agar diberi keturunan sebagai penerus perjuangannya menegakkan agama Allah.

Kisah Nabi Zakaria boleh dilihat dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat, 89-90; Al-Imran, 38-41


_________________________________________________________

Baca Selanjutnya......

18 Februari 2011

BIAR KENA MARAH KERANA BELAJAR BUKAN KERANA KURANG AJAR

 Assalamualaikum Warahmatullahiwarakatuh..
Segala Pujian kepada Pencipta seluruh Alam dan Selawat dan Salam kepada Junjungan Baginda s.a.w..

Setelah sekian lama saya berada di alam / medan menuntut ilmu ini..telah pelbagai asam garam yang dilalui. Adakalanya memang sangat terasa diri ini masih lagi kekurangan..masih x bercukup..masih tertanya-tanya lagi..makin banyak belajar terasa makin byk yang x tahunya..makin byk belajar ada juga byk lupanya..kadang2 terasa dan tertanya pada diri..apakah diri ku ni diberkati?? apakah berkat ilmu yang aku pelajari dan aku perolehi selama ini..??apakah pencapaian aku selama ini layak dan setaraf dgn ilmu yang telah banyak dipelajari ?? bagaimana dengan pengamalan ilmu2 ku selama ini?? apakah aku ini penuntut ilmu sejati?? 

 Allah s.w.t sangat mengangkat martabat dan darjat yang tinggi bagi golongan penuntut ilmu..
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah:122)
Berdasarkan tafsiran ayat tersebut,Allah membahagikan orang-orang yang beriman menjadi dua kelompok, mewajibkan kepada salah satunya berjihad fi sabilillah dan kepada yang lainnya mempelajari ilmu agama. Sehingga tidak berangkat untuk berjihad semuanya karena hal ini menyebabkan rosaknya syariat dan hilangnya ilmu, dan tidak pula menuntut ilmu semuanya sehingga orang-orang kafir akan mengalahkan agama ini. Karena itulah Allah mengangkat darjat kedua kelompok tersebut. (Hilyah al ‘Alim al Mu’allim, Salim al Hilaliy hl:5-6)

Kita yang termasuk dalam golongan menuntut ilmu yang tinggi darjat ini perlu menghiasi diri kita dengan adab dan etika

Pertama: Mengikhlaskan Niat dan diri hanya kerana Allah
 Barangsiapa menuntut ilmu-yang mestinya untuk mencari wajah Allah-, tiadalah ia mempelajarinya melainkan hanya untuk mendapatkan bagian dari dunia, pasti ia tidak akan mendapatkan bau surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dll). Ini adalah ancaman yang keras. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal :25)

Kedua : Membanteras atau menghapuskan kebodohan dalam diri dan orang lain
Berniat menuntut ilmu itu sebab nak memperbaiki diri dan menghapuskan kejahilan dan kebodohan yang ada dalam diri dan orang lain.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl:78)
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
“Ilmu itu tiada bandingannya bagi orang yang niatnya benar.” Mereka bertanya: ”Bagaimanakah hal itu?” Beliau menjawab: “Berniat memberantas kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.” (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 26-27)
  
Ketiga : Berniat untuk membela syariat
Sebagai penuntut ilmu, kita dah belajar dan dah baca buku seharusnya kita berniat untuk mengembangkan syariat. Kitab-kitab x mampu membela syariat melainkan pengamalnya dan pengembang syariat itu sendiri.
Alangkah banyaknya kitab dan alangkah banyak pula perbedaan didalamnya! Seorang muslim tidak lagi tahu apa yang harus ia ambil dan apa yang harus ia tinggalkan? Dari mana memulai dan dimana berakhir! (Wasiyyatu Muwaddi’, Husain Al ‘Awayisyah hal :29-30).

Keempat : Berlapang dada dengan masalah khilafiyah atau perselisihan
Sebagai penuntut, pengamal dan pengembang ilmu, kita seharusnya berlapang dada dan menerima kritikan dengan terbuka atas perselisihan pendapat yang bersumberkan ijtihad. Kalau perselisihan itu membabitkan persoalan aqidah..itu memang tiada toleransi.

Kelima : Beramallah dengan ilmu yang dipelajari
Tidak kiralah apa ilmu sekalipon, amalan dan pengembangan ilmu adalah buah atau hasil kepada ilmu.  tersebut. Janganlah sesekali kita kedekut dan menyembunyikan ilmu tersebut..kerana banyak manfaat berkongsi ilmu. Beramal dengan ilmu boleh diumpamakan seperti :

Al Qur’an itu membelamu atau mencelakakanmu.” (HR. Muslim)
Membelamu apabila kamu amalkan dan mencelakakanmu apabila tidak kamu amalkan. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:32)

Keenam: Tuntutan untuk Berdakwah
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104)

Hendaklah mendakwahkan ilmunya kepada Allah dalam berbagai kesempatan, baik di masjid, di majlis-majlis, di pasar dan diberbagai kesempatan. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal :37-38).
 
Ketujuh : Hikmah /Kebijaksanaan
“Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.” (QS. Al Baqarah:269)

 Orang yang ahli ilmu adalah orang yang bijaksana. Al Hakim (orang yang bijaksana) adalah orang yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Allah telah menyebutkan tingkatan-tingkatan dakwah dalam firman-Nya :
 “Serulah (manusia) kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl:125)

 Mengenai orang yang yang berdebat dengan ahli kitab :

Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang dzalim diantara mereka.” (QS. Al ‘Ankabut:46)
(Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:37-38)

Kelapan: Sabar dalam menuntut ilmu

Kisah tentang kesabaran solafussoleh dalam menuntut ilmu sangatlah banyak, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma bahwa beliau ditanya oleh seseorang: “Dengan apa anda bisa mendapatkan ilmu?” Beliau menjawab: “Dengan lisan yang selalu bertanya dan hati yang selalu memahami serta badan yang tidak pernah bosan.” (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal:40 dan 61)
Barangsiapa mengetahui keutamaan ilmu dan merasakan kelezatannya pastilah ia selalu ingin menambah dan mengupayakannya, ia selalu lapar (ilmu) dan tidak pernah keying sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “ Ada dua kelompok manusia yang selalu lapar dan tidak pernah kenyang: orang yang lapar ilmu tidak pernah kenyang dan orang yang lapar dunia tidak pernah kenyang pula.” (HR. Al Hakim dll dengan sanad tsabit) (Hilyah al ‘Alim al Mu’allim, Syaikh Salim al Hialaliy hal 22-23)

 Jangan sesekali kita berputus asa dalam menempuh jalan menuntut dan pencarian ilmu..memang sukar dan berliku tapi itulah sebenar-benar  kenikmatan

Kesembilan:  Menghormati dan Menghargai Ulama' dan Guru - 

ULAMA' WAJIB DIHORMATI..WALAU SIAPAPON GURU KITA..WALAU TERUK BAGAIMANA PON KITA MENJADI KEWAJIPAN KITA UNTUK MENGHORMATINYA..DAN MENGANGKAT DARJATNYA..INGAT SEMUA GURU/ ULAMA' SANGAT SUKA DAN GEMBIRA BILA ANAK DIDIKNYA LEBIH BERJAYA LEBIH BERILMU DARIPADA MEREKA tetapi biarlah DENGAN CARA BERETIKA DAN BERADAB SERTA BERAKHLAK.

Hendaklah para penuntut ilmu menghormati dan menghargai para ulama dan berlapang dada dalam menghadapi perbedaan pendapat diantara mereka serta memberi udzur (alasan) kepada para ulama yang menurut keyakinan mereka telah berbuat kesalahan. Ini adalah masalah yang sangat penting, kerana sebagian orang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain untuk menjatuhkan mereka dimata masyarakat. Ini adalah kesalahan terbesar. (Kitab al ‘Ilmi, Syaikh Utsaimin hal 41).

Hendaklah menghormati majlis (ilmu) dan menampakkan kesenangan terhadap pelajaran serta mengambil faedah daripadanya.  Apabila seorang guru melakukan suatu kesalahan atau kekeliruan maka janganlah hal itu membuatnya jatuh dihadapan kamu, karena hal ini menjadikan kamu tidak lagi mendapatkan ilmunya. Siapakah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan.?


Apa yang mesti kita sedar dalam menimba ilmu pengetahuan ialah mengenai adab yang mesti kita jaga agar kita menjadi orang berilmu dan beradab. Antaranya ketika kita mahu belajar maka buanglah segala keistimewaan samada dari segi harta atau takhta yang masih tersemat dalam diri agar timbulnya perasaan hormat kepada guru dan bersedia untuk menerima ilmu dengan hati terbuka. Jika perasaan tinggi diri terus menguasai diri maka ilmu yang dicari tidak mampu diperolehi dengan sebaiknya kerana sentiasa diganggu oleh perasaan yang tidak suka ditegur, tidak mahu mendengar nasihat kerana sentiasa merasakan diri ini lebih daripada orang lain.

Pelajar/ penuntut ilmu juga tidak boleh berdendam kepada gurunya sehingga hilangnya perasaan hormat kepada guru yang banyak berjasa dalam mendidiknya. Sebarang kesalahan dan kesilapan guru mestilah dimaafkan kerana mungkin ia sebagai suatu ujian atau pengajaran berguna untuk kita jadikan pedoman apabila berada dalam alam yang lebih luas. Jangan banyak menceritakan keburukan yang ada pada guru kepada orang lain sehingga boleh menjatuhkan maruahnya. Tegurlah guru dengan cara yang sopan jika dia tersilap.

Mana ada kesempurnaan dalam hidup ini? Hatta seorang GURU/ ULAMA' sekalipon..Jadi sedarlah siapa kita..kita ini hanyalah penerima ilmu yang mengharapkan ihsan dan keberkatan daripada pemberi ilmu...

Semoga Tazkirah ini menjadi peringatan dan amalan buat diri saya sendiri..Ya Allah  rahmatilah semua guru2 ku.. Ya Allah berkatilah diri ku..berkatilah segala apa yang aku pelajari..Ya Allah ikhlaskanlah hati ku dan bersihkanlah hati ku..Terangkan lah mata hati ku ni Ya Allah..Mudahkanlah pencerapan dan pemahamanku..Berkat apa yang aku belajar selama ini bertahun-tahun ini..Jauhkan lah diriku dari siksaan Api neraka mu Ya Allah..

 

Baca Selanjutnya......